Minggu, 04 November 2012 3 komentar

Sejarahnya "Wabillahi Taufiq wal Hidayah"

O'k welll..
Setelah sekian lama blog ini terabaikan dan setelah saya ikut PMII, entah mengapa rasanya pengen ng-post hal yang satu ini.
Kelihatannya sepele bukan? tapi yang namanya sejarah siapa yg tau :D 

oleh KH.Musthofa Bisri (Gus mus) 
 


      "Saat acara peringatan hari lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-46 . Sejumlah tokoh nasional, Angkatan ’66 dan ratusan kader PMII hadir dalam acara yang digelar di Hotel Acacia, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (20/4).
Dalam sambutannya, Gus Dur menegaskan tentang komitmen keindonesiaan & kebangsaan dengan cara mengawal terus Indonesia dengan Islam ala Indonesia.

Setelah berbicara panjang lebar, dia bermaksud menutup pidato dengan ucapan "wabillahi taufiq wal hidayah", tapi tiba-tiba dia diam sejenak....
"saya kok mau salah menyampaikan salam penutup, harusnya kan yang khas NU" jelas cucu pendiri NU ini.

"dulu ulama-ulama NU, sepakat menggunakan wabillahi taufiq wal hidayah untuk ucapan penutup dan Nahdliyiin  wajib mengikuti. tapi setelah musim kampanye pemilu tahun 70-an, Golkar memakai ucapan itu untuk menutup setiap pidato kampanyenya." ungkap Ketua Dewan Syuro PKB ini

Nah setelah itu, lanjut Gus Dur, para ulama NU sepakat menggantinya dengan yang lain. muncul ide agar di ganti dengan "Wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq"  dari seorang Kiai kharismatik asal Magelang lalu dipakailah hingga kini.

"jadi Golkar minjem "wabillahi taufiq wal hidayah" dari NU dan belum dikembalikan hingga saat ini," kata Gus Dur yang diiringi gelak tawa hadirin, termasuk Slamet Effendi Yusuf yang hadir saat itu.

"untuk itu saya akhiri dengan wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq," ungkap Gus Dur menyudahi. (NU Online).




Mungkin kalian menganggap ini konyol, tapi menurut saya tulisan diatas  "sesuatu banget".
Ok, dan 1 lagi.. tidak tahu ini keawaman, ketidak tahuan, keteledoran entah kesengajaan sering kita mendengar ucapan "illa awamith Thariq" BUKAN "ila".
kita mungkin masih awam, tapi kita tak harus terjerumus terlalu dalam oleh keawaman kita bukan?
Memang itu suatu hal sepele, tapi ingat Se-Sepele apapun itu hati-hati lho, ntar kalo jadi Sepuluh :)

Kalo dari segi pandang arti kata:
ila = ke / menuju
illa = kecuali


sedang, kalo kita terus-terusan mengucap ataupun menulis "illa awamith Thariq" itu sama hal-nya kita mengucap bahkan mungkin bisa diartikan berdo'a
"Kecuali jalan yang lurus" [ Teriak dan katakan OH NOo..!!! ].

jadi arti kalimat wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq ialah "Semoga Allah menuntun kita ke jalan yang paling lurus [ISLAM]".

and finally, Alhamdulillah.. kita tahu itu :")
Jumat, 17 Februari 2012 2 komentar

~Detik2 Wafatnya Rosulallah SAW~


MaLaikat JibRiL berkata:
Jangan khawatir,wahai Rasul Allah:
Aku pernah mEndEngar اللّه berfirman kepadaku:
"Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya"

Detik2 semakin dekat,
saatnya maLaikat Izrail melakukan tugasnya..

Perlahan ruh Rasulallah ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulallah bersimbah peluh dan urat-urat lehernya muLai menegang.

"Jibril,betapa sakit sakaratul maut ini"

Perlahan Rasulallah mengaduH.
Fatimah terpejam
sambil meneteskan airmatanya,
ALi yg disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan mukanya.

"Jijikkah kau melihatku,
hingga kau palingkan wajahmu Jibril ?" Tanya Rasulallah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

Kata JiBRiL:
"Siapakah yg sanggup,
melihat kekasih Allah direnggut ajalnYa"

SeteLaH kemudian terdengar
Rasulullah mengaduh karena sakit
yg tidak tertahankan lagi.

Mengetahui dahsyatnya sakratul maut,
nabi mengangkat tangannya untuk
bermunajat kpada Allah,

'Ya Allah,
dahsyat raSa maut ini,
timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku,jangan kpada umatku"

Badan Rasulallah mulai dingin,kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu..
Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati,
wa maa malakat aimanukum"
Artinya:
"peliharalah shalat dan peliharalah orang2 lemah di antaramu"

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,sahabat saling berpelukan sambil meneteskan air mata.

Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii,ummatiii ?"
"Umatku, umatku, umatku"

Dan,berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya ??

آللّهُمَ صَلّیۓِ ۈسَلّمْ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓِ آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ

Betapa cintanya Rasulallah kpada kita.
Subhanallah.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِِ

Mari Kirimkan ini kpda
sahabat muslimin & musLimaH
Rabu, 01 Februari 2012 0 komentar

"hidupnya untuk Maha Hidup"

Sungguh menanglah.. 
sukseslah.. bruntunglah ..
Org2 yg mnsucikan drinya dg dzkir & sholat 
Kecuali org2 yg terperdaya dg kehdpn dunia 
lalu ia lalai dg dzikir kpdNya 
Subhnaloh... 

Org2 yg beriman Hdupnya tdk untuk hdup 
Tp hdupnya untuk Maha Hidup 
Hdupnya bkn untuk mati 
Tpi justru mati itulah untuk hidup 
Ia tdk takut mati tdak cari mati 
& dia tdak lupakan mati 
Tp jstru dia rndukan mati 
Mengapa??
Krna mati bknlah wafat 
Mati bkn akhir dr khdupan ini 
tp awal khdupan sbnrnya 
Krna mati 1-1 nya pintu brjumpa dgNya 
Kebahagian bgi kekasih saat2 detik2 brjumpa dgNya 
Saat brjumpa itulah kebahagian bgi org2 beriman yg mncintai Allah
 
;